#24 Des '12
Perjalanan tak
semulus yang diharapkan dan rute tidak semestinya, harus memutar melalui bumi
ayu dan brebes kemudian kembali ke kota tegal. Akhirnya sampaii di tegal pukul
17.30, turun dari terminal melihat warung makan berjajar mengingatkanku bahwa
aku belum makan hari ini. Tiba-tiba teringat pesan saudaraku, “maz jey kemarin
maz yang nginetin aku makan, sekarang gantian aku yang ngingetin jangan lupa
makan ya..”
Kulihat
arlojiku, jarum jam terus berdetik, waktu terus berjalan, tak ada waktu untuk
makan. Aku mencari bus ukuran sedang yang bertuliskan Tegal-cirebon atau
mungkin tujuan Jakarta, yang penting kearah Cirebon, tapi sayang, terminal
sedang sepi. Aku melihat angkutan umum elf tujuan Losari, dan aku ingat elf
jalur losari-cirebon juga ada. Tanpa piker panjang aku naik elf tujuan losari.
Sampai di losari pukul 19.00 dan kembali losari terlihat lengang, tak ada
angkutan berjajar, becak dan juga ojeg seperti biasanya.
Aku pun
berbincang dengan orang yang kemungkinan sopir atau orang yang biasa
berkecimpung di angkutan umum. Malangnya nasibku, berhubung sepi dan kurangnya
penumpang sopir-sopir memutuskan untuk pulang lebih awal.
Huaaa, trus
gimana pulangnya jerit hatiku, tapi tetep cool n santai sambil terus berpikir.
Dia menyarankan naik bus ekonomi ja, aku pun menyetujuinya, selama menunggu aku
ditemani bapak itu dan mengobrol banyak dengannya karena dulu ortuku punya
angkutan umum jadi sedikit tau tentang dunia perangkutan umuman hee,, dan
ternyata dia itu salah satu preman di pasar itu. Hmmnn semoga tak macam-macam,
tapi aku yakin bapak itu tak akan melakukan tindakan macam-macam, paling banter
minta uang buat nemenin nyari bus (dunia jalanan)
satu demi satu bus lewat, tapi yang lewat patas ac, pariwisata dan kendaraan berat lainnya.
satu demi satu bus lewat, tapi yang lewat patas ac, pariwisata dan kendaraan berat lainnya.
Dia sedikit
bercerita tentang duna jalanan saat ini, dan ternyata sangat berebda
dibandingkan dulu. Dulu ketika ada organ atau orang hajatan mereka jogged seperti
biasa dan ketika dua geng bertemu seperti biasa pula tawuran terjadi, saling
tonjok dan baku hantam, tetapi itu tidak lama kata dia. Siang berantem, malam
bisa makan bareng, “bengie guyonan maning, mangan bareng maning, beli
suwe” malamnya bercanda lagi, makan bareng lagi, ga lama. Pertengkaran biasa
itu hanya sementara. Tidak seperti sekarang.
Dulu Cuma minum-minum
aja, kalau sekarang sudah sampai ganja dan narkoba. Permusuhan antar geng-pun
tidak sebentar seperti dulu. Sekarang parah sampai bunuh-bunuhan (saling bunuh). Dulu nakalnya nakal biasa (minum-minum)
tapi sekarang sudah parah, sudah criminal. Teringat dulu disaat sering terjadi
kerusuhan, perang antar desa, antar kelompok. Sebuah desa yang sangat terkenal
preman-premannya dan tak ada satu desapun yang berani melawannya bahkan
polisipun enggan berurusan dengannya. Desa tersebut juga terkadan orangnya dibayar
untuk melawan desa lain seperti tentara bayaran atau aliansi antar sinobi desa dalam
komik naruto.
Kupantau terus
arlojiku, hampir pukul 20.00 belum juga ada bus ekonomi yang lewat,,, otakku
tak berhenti berpikir, menganalisa segala kemungkinan terburuk yang terjadi dari
mulai nyewa ojeg sampai Cirebon meski harga tinggi yang penting nyampe Cirebon
trus ke rumah bisa pake angkot cz angkot Cirebon-sumber 24 jam adanya. Sampai
mencari masjid dan mengindap semalam, dan aku tidak bisa berkomunikasi dengan
siapapun tanpa hp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar