Jumat, 31 Agustus 2007

Benci Tapi Cinta II


Sistem Pertahanan Indonesia
Nikmati Kecanggihan Teknologi
I S R A E L

Bagian 2 dari 3 artikel

Dukungan Militer

Bukan hanya di insitusi intelijan, “kerjasama” dengan Israel dilakukan pula oleh militer Indonesia. Hal serupa tak hanya dilakukan Israel kepada militer Indonesia, tapi juga beberapa negara lainya, termasuk militer Srilangka.
Israel belum membuka hubungan diplomatic dengan Srilangka ketika memulai kerjasama militernya. Tapi setelah kerjasama tersebut berjalan cukup lama, pada akhirnya negara nenek moyang tiga agama tersebut berhasil membuka kedutaanya di negara tetangga India terebut.
Di Indonesia kerjasama militer dengan Israel dilakukan dibawah tangan, model sama seperti yang pernah dilakukan Srilangka.
Tak bisa dipungkiri, bahwa kerjasama ini pada akhirnya memberikan sumbangan signifikan pada kemampuan Indonesia di bidang militer.
Meski kerjasama tersebut dilakukan secara tersembunyi, pada akhirnya sedikit demi sedikit tabir kerjasama tesebut sampai pula di telinga publik. Tak pelak lagi hubungan dibawah permukaan tersebut pada akhirnya mengundang reaksi keras masyarakat.
Penolakan terhadap peralatan militer canggih dari neegara Israel, terakhir terjadi pada Oktober 2006. Saat itu, Indonesia melalui Departemen Pertahanan (Dephan) berencana mejajaki pembelian pesawat tanpa awak (UAV) produksi negara itu.
Informasi dari Dephan menyebutkan, pesawat tersebut rencananya akan digunakan untuk operasional Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI. Sifatnya mendesak sesuai rencana Mabes TNI untuk keperluan pengawasan perairan Indonesia, khususnya perairan selat Malaka.
Sekitar setahun sebelum rencana pengadaan pesawat UAV tersebut, juga telah berencana memperbaharui persenjataanya dan salah satu pilihanya adalah menggunakan senjata AR Galil buatan Israel.
Alasan pemilihan senjata tersebut karena mempunyai akurasi bidikan yang lebih tinggi dibandingkan senapan lainya.Senjata jenis ini juga disebut-sebut sangat bisa diandalkan untuk mendukung operasi anti terror.
Tak hanya itu, karena kerjasama itu pula militer Indonesia pernah mengadakan 28 pesawat tempur A-4 skyhawk dari Israel pada tahun 1980-an. Pembelian pesawat itu dilakukan secara rahasia lewat operasi intelijen bersandi “Alpha”.
Tak cukup hanya dengan peralatan dan perlengkapan militer Israel bekerjasama pula dibidang pelatihan militer dan intelijen.
Jenderal Soemitro di dalam biografinya pasukan elit TNI pernah mendapat pelatihan intelijen dari Intelijen Israel Mossad, serta melengkapi dirinya dengan senjata Uzi buatan Israel.
Di masa Soeharto agen Mossad dimungkinkan beroperasi dengan paspor inggris. Soemitro pernah menugaskan tiga jenderal yakni Sutopo Yuwono, Kharis Sahud dan Nicklani untuk berunding dengan agen Mossad.
Dibidang pelatihan ini, dua perusahaan Israel, Alhit dan BVR, misalnya, pernah bersaing untuk mendapatkan kontrak pengembangan instalasi pelatihan modern TNI di Sumatra.
Sumber lain menyebutkan peranan penting Mossad trerhadap kemampuan inteliten elit di TNI. Selama 19980 kemampuan intelijenya pasukan elit ini mendapat dukungan dari komunitas intelijen internasional seperti Mossad dan M16.
Kendati Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatic dengan Israel, kontak latihan itu dilakukan oleh pihak ketiga. Pelatih yang didatangkan dari negara lain itu menggunakan nama panggilan “Arizona”.
Setelah lulus pelatihan dasat intelijen ini, anggota kopasus mendapat pelatihan berikutnya dari dinas rahasia Inggris MI6.
Maka tak mengherankanjika pada akhirnya, korang Inggris pernah menyebutkan bahwa kopasus Indoesia adalah pasukan khusus terbaik ke 3 di dunia setelah pasukan GSG 9 dari Jerman dan pasukan khusus Israel.
*)Tabloid INTELIJEN, terbit dwimingguan
**)artikel ini diambil seluruhnya dari tabloid INTELIJEN edisi No. 05/Th IV/2007/26 April-9Mei

1 komentar:

Anonim mengatakan...

kopassus israel hoax abis...

Joint With