Rabu, 22 Agustus 2007

Benci Tapi Cinta

Sistem Pertahanan Indonesia

Nikmati Kecanggihan Teknologi

I S R A E L

Bagian 1 dari 3 artikel

Masyarakat Indonesia bisa saja menghujat, atau memaki, atau mengutuk sekalian negara Israel. Hal ini sah-sah saja dilakukan, apalagi bila melihat perlakuan Israel terhadap rakyat Paestina.

Namun di balik ketidaksukaan tersebut, siapa sangka jika selama ini Israel telah berperan cukup signifikan terhadap pembangunan bidang pertahanan di Tanah Air.

Sepintas hal itu terdengar berlebihan, tapi ini adalah kenyataan yang sesungguhnya terjadi.

Berdasrkan hasil penelusuran INTELIJEN* di bebeapa institusi pertahanan memang mengindikasikan hal itu.

Institusi intelijan di Indonesia misalnya, mempunyai beberapa peralatan canggih produksi Israel untuk keperluan operasionalnya.

Ketika keterangan digali lebih dalam terkait alasan penggunaan peralatan tersebut, jawaban dari orang berwenang pun kini sampai di telinga INTELIJEN.

Hal ini penting untuk diketahui, karena mayoritas masyarakat Indonesia antipati terhadap Israel, dan pembelian peralatan tersebut tentu bisa membuat masyarakat tersinggung.

Menurut sumber itu, dengan adanya peralatan yang canggih, maka peralatan yang mereka miliki sama dengan yang digunakan AS.

Sebagai negara maju, AS mempunyai beragam peralatan canggih bagi keperluan operasi Intelijennya, Indonesia memiliki pula. Dengan dukungan peralatan itu pula, aparat Indonesia mempunyai kemampuan tinggi untuk menjalankan tugasnya.

Masih menurut orang tadi, seharusnya Israel mempersulit pengadaan peralatan canggih tersebut karena sikap pemerintah Indonesia yang selalu membela Palestina di dalam konflik Israel.

Akan tetapi hal itu tidak dilakukan, padahal peralatan cangih tersebut sangat membantu tugas-tugas operasional apatarat pertahanan negara.

Artinya, dari sisi bidang pertahanan negara, Indonesia diuntungkan dengan penggunaan peralatan canggih produksi Israel. Hal ini bertolak belakang dengan pemerintah Indonesia yang selalu mendukung negara Palestina di dalam konflik dengan Israel.

Akan tetapi banyak pihak pula yang berpendapat, bahwa “kemurahan hati” Israel untuk menjual peralatan canggihnya ke Indonesia tentu tidak akan terjadi jika negara di timur Tengah itu tidak mempunyai kepentingan lain kemudian hati. Istilahnya “tidak ada makan siang yang gratis”, begitu ucapan sejumlah sumber kepada INTELIJEN. Next-->>>

*)Tabloid INTELIJEN, terbit dwimingguan

**)artikel ini diambil seluruhnya dari tabloid INTELIJEN edisi No. 05/Th IV/2007/26 April-9Mei


Tidak ada komentar:

Joint With