Jumat, 31 Agustus 2007

Benci Tapi Cinta III


Pertahanan Indonesia

Nikmati Kecanggihan Teknologi

I S R A E L



Bagian 3 dari 3 artikel (habis)

Intelijen Israel

Untuk membangun kerjaama dengan negara lain, Israel sangat mengandalkan aparat intelijennya. Lakon untuk mengatur semua kepentingan Israel di negara lain tersebut tak lain adalah badan intelijen Mossad yang didirikan pada 1949.
Di dalam buku ”Inside Indonesia’s Intelligence Service” tulisan Ken Conboy, menyebutkan, keterlibatan Mossad dengan intelijen Inodnesia telah terjadi sejak berdirinya Sarsus Intel pada 1968. ke depas Satsus ini berubah menjadi Bakin yang pada akhirnya berganti nama menjadi BIN.
Institusi intelijen ini, resmi didirikan dengan nama Satuan Tugas Pelaksana Intelijen (Satsus Pintel) pada 16 November 1968. Yang Kemudian namanya berubah menjadi Satuan Khusus Intelijen (Satsus Intel).
Satsusu Intel ini mendapatkan bantuan fasilias dan latihan dari AS. Di masa awal pelatihan, CIA sempat mengitimkan veterannya Richar Fortin yang bertugas sebagai instruktur untuk mengajarkan teknik pengintaian dasar pada 1969.
Bukanya hanya AS yang memberikan dukungan dan bantuan bagi Satsus Intel. MI6 dari Inggris pn ikut pula berpartisipasi dengan mengirimkan seseorang agennya melatih penanganan agen pada akhir 1969.
Pengiriman instruktur kemudian dilanjurkan kembalim dengan dalangnya Anrtony Tingle, seorang brigadir asal Mossad yang bekerja untuk Indonesia, pada November 1970, Ia memberikan pelatihan untuk pengumpulan informasi.
Keahlian Tingle ditularkan pada intelijen Indonesia pada sebuah pelatihan yang digelar di Cipayung.karena Tingle pula, peserta pelatihan mengenal operasi “false flag”, yakni operasi merekrut agen atau operator dengan tipu muslihat.
Tentang keahlian Mossad menerapkan operasi false flag tak perlu diragukan lagi. Menurut Conboy kemampuan tersebut merupakan spesialisasi mereka, karena terlatih merekrut orang Arab.
Perlu diketahui, bukan hanya Satsus Intel saja yang ditulari keahliah Tingle, paa perwira TNI saat itu pun mendapatkan pelatihan yang sama.
Mereka mendapatkan pelatihan itu Karena para perwora tersebut akan bertugas menjadi atase militer di kedutaan besar.
Instruktur agi Satsus Intel terus menerus datang bergantian. Mereka mempunyai kemampuan dan keahlian berbeda-beda.
Mossad lagi-lagi mengirim instruktur-instrukturnya ke Cipayung pada Februari 1973. kali ini si instruktur diinstruksikan untuk memberikan pelatihan kontraspionase dan pemanfaatan agen dalam kontraintelijen.
Hingga saat ini, cengkeraman Israel cukup kuat di Indonesia, tidak hanya masuk melalui jalur-jalur militer dan politik saja tapi juga jalur lainya seperti ekonomi dan perdagangan, hal itu pernah disampaikan pengamat intelijen Suripto kepada INTELIJEN.
Menurutnya hiubungan di bawah tangan antara Inonesia dengan Israel mungkin terjadi melalui pihak ketiga seperti Singapura.
Pada masa Soeharto, Mossad memang punya kontak khusus dengan Bakin. Waktu itu orang yang sangat dipercaya oleh Mossad adalah Benny Moerdani. <<<---Back

*)Tabloid INTELIJEN, terbit dwimingguan
**)artikel ini diambil seluruhnya dari tabloid INTELIJEN edisi No. 05/Th IV/2007/26 April-9Mei


Tidak ada komentar:

Joint With