Senin, 16 Mei 2011
Enam Planet dalam Satu Baris
Nostalgia Upacara
Berhentilah Sekolah Sebelum Terlambat
Minggu, 15 Mei 2011
Manfaatkan Masa Kuliahmu
Oleh Wahyu Nugroho
Tak lihatkah jarum jam berputar, dan terus berputar. Lihatlah kawan sekali lagi, dengan cermat dan
hati-hati, lihatlah jarum jam, lihatlah jarum penanda menit dan lihatlah jarum yang menunjukan detik itu. Tak pernah berhenti berputar (kecuali kalo beterai habis he..he..) waktu akan terus berlalu.
Empat tahun kita akan berada disini menyandang gelar sebagai mahas
iswa. Menurut kawan-kawan, apakah 4 tahun itu waktu yang lama? Mngkin bagi sebagian orang itu waktu yang lama untuk mendapatkan selembar kertas, sehingga ketika kita tanda tangan maka di belakang nama terdapat rangkaian kata S.Pd. akan tetapi jika kawan sekalian disini, dikampus ini bertujuan untuk mencari ilmu, maaf saya katakan 4 tahun adalah waktu yang sangat singkat. Sangat-sangat singkat.
Ilmu itu sangat luas, benar-benar luas. Semakin kita mencari ilmu, semkain kita mendalami sesuatu, maka kita akan merasa semakin bodoh dan semakin banyak yang tidak kita tahu. Apakah kawan-kawan juga merasa demikian? Jika kawan sekalian tidak merasa, atau malah berpikir saya ini pintar, saya ini pandai dan sebagainya maka saya sampaikan pesan hati-hatilah dengan kesombongan.
Ilmu tidak hanya didapat di dalam kelas, ilmu tidak hanya didapat dari dosen dan guru, ilmupun tidak selalu diperoleh dari buku. Karena ilmu ada dimana-mana dan ilmu itu ada disekeliling kita. Di organisasi, baik itu di kampus maupun di lingkungan tempat tinggal, di lembaga-lembaga sosial, di dalam pergaulan, dan disetiap kejadian kita dapat mengambil ilmu (pelajaran) didalamnya.
Dalam organisasi misalnya, mereka bukanlah orang yang kurang kerjaan dan mencari-cari kesibukan, akan tetapi orang yang selalu ingin belajar. Belajar berorganisasi, belajar berkorban dan bekerjasama mengesampingkan ego yang ada, belajar berbagi dan bersosialisasi. Bersosialisasi? Ya, karena suatu saat nanti kita dituntut untuk bekerjasama dengan orang lain yang bahkan tidak kita senangi. Dalah hal sederhananya seperti ini, ketika di dalam kelas dibagi dalam beberapa kelompok dan orang itu tidak mau satu kelompok dengan Si B atau Si C, dia ingin satu kelompok dengan si D misalnya, maka dia salah satu ciri orang yang tidak bisa bekerjasama.
Empat tahun lamanya, akankah kita habiskan hanya untuk kuliah dan berdiam diri di kamar kos? Tidakkah tertarik untuk keluar dari zona kenyamanan bersama teman-teman yang lain?
Waktu tak pernah berhenti, siang dan malam silih berganti, akan terus begini dan seperti ini hingga di kubur nanti. Tak peduli walau engkau diam tak berbuat apa atau engkau bersusah payah bekerja.
Ketika kau lihat siang, maka malam kan menjelang. Ketika kau lihat rembulan maka pagi kan datang. Lalu apa yang telah kita lakukan, membiarkan waktu datang dan terbuang? Atau kita memanfaatkan dengan penuh kebermanfaatan? Semuanya ada dalam pilihan.
Masa Muda Masa Berkarya
Kaum muda adalah penggerak bangsa. Tumpuan dan harapan Indonesia. Generasi yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Itulah impian kaum tua kepada kaum muda.
Banyak permasalahan yang ada, bukan untuk direnungkan, bukan pula sekedar untuk didiskusikan tapi di selesaikan. Banyak diskusi-diskusi yang ada hanya sebagai sebuah eksistensi kelompok dan juga sekedar meramaikan kampus belaka, namun kehilangan esensi diskusi. Ya, sebenarnya untuk apa kita semua duduk melingkar bersama teman-teman “seperjuangan”, untuk apa kita semua berdebat hingga larut malam? Untuk menyelesaikan permasalahan tentunya.
Retorika-retorika hanya akan jadi sampah. Silat lidah hanya menghabiskan tenaga tanpa mengurangi permasalahan yang ada, bahkan malah menambah masalah. Cukup sudah untaian kata dan kalimat seperti orang yang dimabuk cinta. Mahasiswa bukanlah pujangga.
Berbuat sesuatu yang dapat bermanfaat untuk bangsa dan negara adalah kebanggaan, lalu pertanyaannya adalah apa yang bisa kita lakukan? Lakukan apa yang kita bisa. Itu kunci utama, sebuah pemikiran hanya akan jadi angan-angan jika tidak dilaksanakan. Seperti orang yang bermimpi, semua akan hilang ketika bangun dipagi hari. Sekecil apapun bentuk usaha kita akan bermakna ketimbang orasi-orasi dipinggir jalan raya tanpa ada hasil nyata.
Setiap diri kita memiliki kemampuan yang berbeda, tak bisa disamakan dan memang kita beragam. Dengan latar belakang pendidikan yang penuh warna mari kita berbuat sesuatu untuk bangsa. Dengan spesifikasi di bidang masing-masing kita bergandeng tangan lakukan sesuatu semampu kita.
Sekarang sudah sadarkah pemuda indonesia akan perannya dalam membangun bangsa Indonesia? Banyak pula pemuda yang menghabiskan masa mudanya dengan sia-sia, mencari kesenangan semata, dan memenuhi hasrat jiwa dan raga dengan kehampaan dan generasi tua serta pendahulu kita akan kecewa.