Selasa, 23 September 2014

Menempuh Hidup Baru

hampir satu tahun blog ini terbengkalai. seperti biasa keinginan menulis itu sangat jarang datang lagi semenjak tersibukkan skripsi tahun kemarin. lalu berlanjut merantau ke pare, meski tidak maksimal dan sesuai harapan setidaknya aku menemukan keluarga baru disana. Meski hanya dua bulan serasa dua tahun. bertemu dengan orang-orang yang luar biasa dan berharap suatu saat akan bisa bertemu dengan mereka lagi.

Menempuh hidup baru tidak selalu harus menikah bukan? bagiku ini adalah hidup baru, sepenggal hidup ini benar-benar baru bagiku. Setelah selesai jenjang S.1 kini aku melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi S.2 masih di universitas yang sama, Universitas Negeri Yogyakarta mengambil jurusan Pendidikan Dasar dengan konsentrasi Bahasa Indonesia.

Banyak hal yang terjadi, bahkan ketika memutuskan untuk menempuh Pascasarjana terjadi perang batin... bahasa anak jaman sekarangnya mah galau, dari mulai belum siap, tuntutan akademik dengan gelar Magister, apa yang bisa kuberikan pada bangsa dan pendidikan negeri ini?? aku tidak ingin hanya menambah pengangguran dan beban negara karena ada yang bergelar S.2 namun hanya sebatas gelar saja. tidak lebih dari itu. dan yang terakhir dan yang paling utama BIAYA!

Orang tua sangat support agar aku melanjutkan study. Sejak masih di SMA Bapak selalu berkata "jangan mengharapkan warisan, karena bapak ga akan ngasih warisan apa-apa. Mending uangnya buat sekolah setinggi-tingginya setelah itu terserah mau apa, Bapak cuma bisa ngasih ilmu" Terimakasih Ya Allah, Engkau memberikanku orangtua yang luar biasa :D

sejak diterima menjadi mahasiswa Pascasarjana UNY aku berniat untuk menuliskan apa yang kupikirkan dan hal-hal menarik lainnya yang kudapatkan selama studi. hehe.. sayangnya itu hanya niat, baru setelah 3 minggu kuliah tepat di hari ini 23 September saat kuliah bersama Prof. Dr. Suhardi, M.Pd beliau berkata "Pemikiran yang baik jika tidak dibahasakan, maka pemikiran tersebut tidak akan bermanfaat"

saat itu kuliah membahas mengenai hubungan berbahasa, berpikir dan berbudaya, ketika pemikiran tersebut hanya disimpan sendiri maka pemikiran tersebut tidak bermanfaat, berbeda jika dibahasakan, diungkapkan entah itu melalui lisan atau tulisan maka ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk orang lain. misalkan sebuah ilmu yang kita miliki seperti 'membuat kursi', lalu kita sebarkan ke orang lain maka banyak orang yang akan bisa 'membuat kursi' dan ilmu 'membuat kursi' itu akan berkembang.

ini hanyalah awal, aku akan menceritakan hal-hal menarik lainnya lewat blog ini. semoga bisa bermanfaat untuk orang lain dan menjadi pemaknaan terhadap salah satu frase hidupku.

Joint With